PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Dosen
Pengampu : Nuraida, M.Si.
Disusun
oleh Dean Wardana
Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
UTS Psikologi pendidikan
A.DEFINISI
Menurut Alice Crow
mengatakan psikologi pendidikan adalah studi tentang belajar, pertumbuhan,
kematangan seorang individu dan penerapan prinsip-prinsip ilmiah mengenai
reaksi manusia yang mempengaruhi belajar mengajar.
Pandangan penulis
tentang definisi diatas bahwasannya psikologi pendidikan merupakan cabang dari
ilmu psikologi atau kolaborasi antara dua cabang ilmu yang mengkhususkan diri
pada cara memahami proses pembelajaran, pengajaran, pertumbuhan sampai
kematangan dan penerapan-penerapan yang bisa mempengaruhi dalam kegiatan
belajar dan mengajar.
B.
MANFAAT
Dalam setiap proses
belajar pasti terdapat manfaat yang bisa diambil, begitupun manfaat kita
mempelajari suatu cabang ilmu, seperti psikologi pendidikan. Adapun manfaatnya
kita bisa memahami kondisi dan faktor psikologi yang mempengaruhi proses
belajar dan pembelajaran sehingga mampu memilih perlakuan yang tepat agar dapat
mencapai tujuan pembelajarang yang efektif dan efisien. Mulai dari faktor
pertumbuhan atau perkembangan peserta didik.
C.
METODE BELAJAR
Terdapat
empat metode untuk melakukan riset psikologi dalam bidang pendidikan. 1. Metode eksperimen, 2. Metode kuesioner,
3. Metode studi kasus, 4. Metode penyelidikan klinis. Yang
memudahkan saya dalam mempelajari psikologi pendidikan adalah metode kasus,
dimana Studi
kasus (case study) ialah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk
memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologis seorang siswa
atau sekelompok siswa tertentu. Metode ini, selain dipakai oleh para peneliti
psikologi pendidikan , juga sering dipakai oleh peneliti ilmu-ilmu sosial
lainnya karena lebih memungkinkan peneliti melakukan investigasi (penyelidikan
dengan mencatat fakta) dan penafsiran yang lebih meluas dan mendalam. Alat yang
dipakai juga bermacam-macam terutama yang dapat mengungkapkan variable yang
sukar disimpulkan dalam satuan tertentu, penyelidikan disini dilakukan dalam
kurun waktu tertentu dengan mengikuti perkembangan objek yang kita teliti,
D. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Hal yang
paling menyenangkan dalam belajar psikologi pendidikan adalah ketika
mempelajari tentang hal pertumbuhan dan perkembangan. Sebab. Kita dapat
mengetahui proses pertumbuhyan dan perkembangan anak dari mulai dalam kandungan
kemudian lahir, balita, anak-anak dan sampai ia dewasa. Kita pun bisa tau apa
saja tugas-tugas yang perlu dilakukan manusia dari masa ke masa. Dari masa bayi
dan anak-anak awal (0-6 bulan), masa anak-anak akhir dan anak sekolah (6-12
tahun), masa remaja (12-21 tahun), masa dewasa (21-30 tahun).
E. TEORI BELAJAR
Teori
belajar behavioristik
adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus
dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar
yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon
berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting
untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Beberapa
prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and
Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement;
(4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning; (6) The
Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).Tokoh-tokoh aliran
behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie,
dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik
dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar,
yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan
tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat
diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran
behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan
bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike
ini disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).Ada tiga hukum
belajar yang utama, menurut Thorndike yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan
dan (3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan
bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.
F. TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE
Intelegensi
adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan
menghadapi lingkungan secara efektif (Weschler). kecerdasan (intelligence)
adalah seperangkat kapasitas, bakat-bakat, atau kecakapan-kecakapan mental.
Kapasitas di sini khususnya adalah suatu kapasitas komputasional, yakni
kapasitas untuk memproses suatu jenis tertentu informasi.(Howard Gardner). Terdapat
8 kecerdasan yang dimiliki manusia, yaitu; kecerdasan linguistic, kecerdasan
logis matematis, kecerdasan musical, kecerdasan spasial, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan bodi kinestetik. Setiap
diri seseorang pasti mempunyai kecerdasan yang menonjol atau lebih dominan dari
8 kecerdasan tersebut. Penulis
sendiri menyadari bahwa ada kecerdasan yang menonjol dalam diri penulis, yaitu
kecerdasan interpersonal, yakni kepiawaian untuk mengenali
individu-individu di luar diri sendiri dan mendeteksi berbagai suasana mental
mereka masing-masing, dan untuk membaca alam pikiran dan berbagai maksud dan
keinginan individu-individu lain itu, lalu berdasarkan pengetahuan ini
bertindak sedemikian rupa untuk memandu dan mengarahkan mereka ke tujuan-tujuan
yang sudah digariskan. Dan Kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan
pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri
sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri.
Adapun cara mengembangkan kecerdasan
interpersonal menurut penulis adalah dengan memperbanyak relasi atau hubungan
social dan belajar dalam penelitian-penelitian sosial dan manajemen sosial
tersebut. Adapun dalam kecerdasan intrapersonal yaitu dengan belajar ilmu ilmu
kerohanian atau manajemen diri. Dan berfikir seluas-luasnya untuk belajar suatu
bidang ilmu.
G. MOTIVASI
Motivasi
adalah proses yang menjelaskan intensita, arah, dan ketekunan seorang individu untuk
mencapai tujuannya.Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah
intensitas, arah, dan ketekunan. Berbicara tentang motivasi, motivasi berasal
dari 2 sumber atau bisa disebut motivasi eksternal (dari luar) dan motivasi
internal (dari dalam). Dan didala siri setiap orang, masing-masing memiliki
motivasi dari luar atau dari dalam dirinya sendiri. Begitupun penulis, saya pun
memiliki 2 motivasi tersebut, sebab jika seseorang tidak memiliki motivasi
hidup, hidupya tidak akan bergairah atau tidak bersemangat dalam beraktifitas.
Semangat saya untuk belajar khususnya pada jurusan saya sebagai motivasi eksternal adalah yang pertama adalah orang tua, sebab orang tua adalah sektor utama bagi saya dalam
memotivasi belajar, mereka yang bekerja
keras demi kelayakan pendidikan anak-anaknya agar jauh lebih baik dari mereka,
yang kedua adalah guru, guru adalah
faktor kedua setelah orang tua, ketika orang tua telah tiada, guru bisa
menggantikan peran sebagai orang tua, bahkan ada istilah guru sejati tidak menganggap
muridnya sebagai murid, melainkan sebagai anak sendiri. Guru adalah pahlawan
tanpa tanda jasa. Yang ketiga adalah sahabat,
sahabat adalah teman sepermainan seumuran kita atau tidak jauh dari umur
kita yang selalu berada disamping kita penuh canda tawa menghibur, dan membuat
kita naik lebih tinggi. Yang keempat adalah Negara saya sendiri. Tanah air
tercinta, saya ingin memperbaiki system pendidikan di negri ini, langkah kecil
nya adalah bermanfaat untuk orang lain, mendidik generasi-generasi penerus bangsa
yang lebih bermoral. Motivasi internal
pertama saya adalah ridho Allah SWT.
Belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sebab tujuan kita hidup hanya
untuk mati, yang dibawa hanyalah amal kebaikan. Yang kedua adalah cita-cita, setiap orang
sadar pasti memiliki cita-cita atau impian yang ingin tercapai. Ketika kita
tidak punya cita-cita, maka hidup kita tidak ada tujuan atau dorongan untuk
menggapai sesuatu.
H. TEORI BELAJAR
Teori Belajar kognitivisme adalah teori yang saya
sukai, Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai
protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model
kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi
dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan
hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model
ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.Peneliti yang mengembangkan
teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga
peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan
pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap
belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep
sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari
lingkungan.
Sedangkan menurut saya teori belajar
yang cocok digunakan pada jurusan saya adalah teori kognitivisme seperti apa yang telah disebutkan tadi, dan Teori
belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
I
. ciri-ciri guru
beraliran Behaviorisme
Ciri-ciri
Teori Belajar Behavioristik
Untuk mempermudah mengenal teori
belajar behavioristik dapat dipergunakan ciri-cirinya yakni
1. Mementingkan pengaruh lingkungan
(environmentalistis)
2. Mementingkan bagian-bagian
(elentaristis)
3. Mementingkan peranan reaksi
(respon)
4. Mementingkan mekanisme
terbentuknya hasil belajar
5. Mementingkan hubungan sebab
akibat pada waktu yang lalu
6. Mementingkan pembentukan
kebiasaan.
7. Ciri khusus dalam pemecahan
masalah dengan “mencoba dan gagal’ atau trial and error.
J.
ciri-ciri guru beraliran humanisme
a. Guru Sebagai Fasilitator
Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai
kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa
(petunjuk):
1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian
kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas.
2.
Fasilitator membantu untuk memperoleh
dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan
kelompok yang bersifat umum.
3.
Dia mempercayai adanya keinginan dari
masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi
dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna
tadi.
4.
Dia mencoba mengatur dan menyediakan
sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa
untuk membantu mencapai tujuan mereka.
5.
Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai
suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
6.
Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan
di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan
sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik
bagi individual ataupun bagi kelompok
7.
Bilamana cuaca penerima kelas telah
mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa
yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan
pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
8.
Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta
dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga
tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja
digunakan atau ditolak oleh siswa
9.
Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan
yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar
10.
Di dalam berperan sebagai seorang
fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima
keterbatasan-keterbatasannya sendiri.